Kamis, 04 Januari 2018

Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)

Helianthus annuus

Klasifikasi bunga matahari

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnolipyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Astereceae
Genus :Helianthus
Spesies : Helianthus annus L ( Neti, 20013 : 61 dan Cronquist, 1981 : 1025 – 1026 )
Bunga matahari (Helianthus annuus L.) adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-kenikiran (Asteraceae) yang populer, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyakBunga tumbuhan ini sangat khas: besar, biasanya berwarna kuning terang, dengan kepala bunga yang besar (diameter bisa mencapai 30 cm). Bunga ini sebetulnya adalah bunga majemuk, tersusun dari ratusan hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol. Bunga Matahari juga memiliki perilaku khas, yaitu bunganya selalu menghadap / condong ke arah matahari atau heliotropisme. Orang Perancis menyebutnya tournesol atau "pengelana Matahari". Namun, sifat ini disingkirkan pada berbagai kultivar baru untuk produksi minyak karena memakan banyak energi dan mengurangi hasil. 
Tumbuhan terna semusim yang berasal dari Amerika Tropik bagian utara (Meksiko), tinggi 3m sampai 5m tergantung varietasnya. Daun tunggal lebar. Batang biasanya ditumbuhi rambut kasar, tegak, jarang bercabang.
Bunga tersusun majemuk. Terdapat dua tipe bunga: bunga tepi atau bunga lidah yang membawa satu kelopak besar berwarna kuning cerah dan steril, dan bunga tabung yang fertil dan menghasilkan biji. Bunga tabung ini jumlahnya bisa mencapai 2000 kuntum dalam satu tandan bunga. Penyerbukan terbuka (silang) dan dibantu oleh serangga. Pada hari yang cerah, tandan bunga majemuk mengikuti pergerakan harian Matahari (asal nama tumbuhan ini), yang gejalanya disebut heliotropisme. Tumbuhan mendapat keuntungan 10% lebih fotosintesis karena pergerakan ini.
Buahnya bertipe buah kurung (achene). Buah kering berdinding agak keras dan tak terlalu tebal ini sering disangka 'biji' bunga Matahari, karena memang tidak dapat dengan mudah dibedakan. Biji yang sesungguhnya terletak di dalam, terlindung oleh buah yang serupa tempurung.
Habitat bunga matahari menyukai tanah yang subur dan hangat. Tumbuhan ini menyukai suasana yang cerah. Mengingat asalnya, tumbuhan ini cocok tumbuh pada tempat dengan iklim subtropik. Di daerah tropika hasilnya tinggi jika ditanam pada dataran tinggi. Di daerah beriklim sedang seperti Eropa tumbuhan ini hanya bisa ditanam pada musim semi hingga musim gugur dan harus dihindari terkena frost.

KANDUNGAN DAN KHASIAT

Biji Bunga matahari  (Helianthus annuus L.) Biji bunga matahari juga merupakan makanan yang kaya akan vitamin E. 1/4 gelas biji bunga matahari mampu memberikan 90,5% dari kebutuhan vitamin E harian. Vitamin E merupakan antioksidan alami serta bersifat antiinflamasi., sehingga mampu mengurangi gejala asma, osteoarthritis serta rheumatoid arthritis yang umumnya dipengaruhi oleh adanya peradangan serta radikal bebas. Biji bunga matahari mengandung senyawa kelompok flavonoida, folifenol, β-sitosterol, dan protogalandin. Berkhasiat untuk menurunkan panas tubuh (demam).

Ramuan

Bahan; biji bunga matahari 100gr dan air 1/2 gelas.
Cara penggunaan; biji disangrai (goreng) Selama 15 menit kemudian ditumbuk hingga hancur. tambahkan 1/2 gelas air, lalu aduk hingga menjadi adonan seperti bubur. adonan dioleskan pada leher dan perut. lakukan hal tersebut dua kali sehari.

CARA MENANAM BUNGA MATAHARI DENGAN MUDAH.

Bunga matahari termasuk kuat dan mudah tumbuh. Bunga matahari memiliki ukuran kelopak yang tergolong besar untuk sebuah tanaman hias. Bunga matahari bisa tumbuh dimana saja di ketinggian 0,5–4,5 meter tergantung varietasnya, dan biji–bijiannya bahkan dapat dipanen dan dikonsumsi sebagai cemilan yang cukup lezat.
Ikuti petunjuk di bawah ini untuk mengetahui cara menanam bunga matahari dengan benar.

1.  MEMPERSIAPKAN BENIH BUNGA MATAHARI

Pertama-tama anda harus melakukan pemilihan benih. Bagi kamu ketahui bahwa bunga matahari mempunyai  banyak varietas. Di Wikipedia sendiri disebutkan ada 70 varietasnya. Pilih jenis bunga matahari yang cocok dengan kebutuhan kebunmu. Meskipun sebagian besar jenis bunga matahari tumbuh sampai beberapa meter, ada beberapa jenis bunga matahari berukuran kecil dan tingginya di bawah 1 meter. Beberapa jenis bunga matahari yang terkenal yaitu yaitu:
  • Mammoth: Namanya seperti hewan purba. Dinamakan mammoth karena ukuran bunganya memang sangat besar. Biasa disebut giant sunflower. Diameter bunganya rata-rata 30cm. Kurang cocok untuk lahan kebun yang sempit.
  • Fiesta Del Sol: berukuran sedang dengan tinggi rata-rata 1 meter. Bunganya cantik berwarna orange atau kadang merah.
  • Autumn Beauty: Bunganya juga cukup besar, tumbuhsampai berdiameter 15 cm. Bunganya berwarna orange kemerah-merahan, merah, ataupun kadang coklat. Batangnya bisa tumbuh hingga 2 meter.
  • Bigsmile: termasuk bunga matahari kerdil. Tinggi batang hanya 30-40 cm saja. Lahanmu sempit? Tanam yang ini!
  • Sunbeam: Tinggi batangnya berkurang sedang, hanya 1,5 meter. Dengan diameter bunga rata-rata 10cm.
  • Teddy Bear: Jenis bunga matahari yang cukup kecil. Tinggi batang hanya mencapai 1 meter. cocokbila kamu mempunyai lahan yang sempit.
  • Dan beberapa jenis lainnya seperti Early Russian, Pacino Gold, Velvet Queen, Red Sun, Music Box, Giant Sungold, Moonwalker, Chocolate Sunflower, Valentine, Margarita Azul, Ring of Fire Sunflowers, Taiyo, Indian Blanket, Earth Walker, Cherry Rose.
Semuanya sama-sama bunga matahari. Namun hasil yang didapatkan masing-masing berbeda tergantung iklim dan lahanmu. Jadi saat anda mau menanam bunga matahari yang berbunga maka pilihlah benih yang tepat, jangan sampai salah pilih. Bunga matahari juga mempunyai berbagai varian warna (merah, biru, pink, putih, dll). Jadi pilihlah sesuai yang anda harapkan.

2. SIAPKAN LAHAN TERBUKA

Menanam bunga matahari sebaiknya dilahan terbuka. pilihlah lahan yang terkena sinar matahari penuh langsung. Bunga matahari tumbuh dengan subur pada iklim hangat sampai panas (that’s why people named it “sunflower”). Iklim dengan musim panas yang panjang dan panas sangat cocok untuk menumbuhkan bunga matahari.. Namun sesungguhnya bunga matahari dapat hidup dimana saja asal tekstur tanah subur dan rutin menerima penyiraman air.

3. PILIHLAH AREA YANG TERLINDUNG DARI ANGIN.

Bila memungkinkan, tempatkan ditempat yang terlindungi dari angin sama sekali. Misalnya di sepanjang pagar, di samping rumah, atau di belakang barisan pohon yang kuat.

4. PERHATIKAN PH DAN TINGKAT PENYERAPAN TANAH.

Periksa pH tanah yang Kamu siapkan. Bunga matahari lebih cocok pada tanah yang sedikit asam sampai sedikit basa dengan pH antara 6,0 dan 7,5. Tetapi bunga matahari relatif elastis dan dapat tumbuh di sebagian besar jenis tanah. Pastikanlah tanah Kamu  juga menyerap air dengan baik. Meskipun bunga matahari sangat elastis, satu hal yang dapat merusaknya ialah tanah yang banjir.

5. TANAM BUNGA MATAHARI DI TANAH YANG BAIK

Bila anda menanam bunga matahari di lahan yang terbuka, sebaiknya memakai cara penanaman benih biji dengan memakai media lubang maksimun 1, 5 cm (disarankan 1 cm saja) dengan tanah humus yang baik, yaitu yang sebelumnya sudah di basahi air.

6. PERHATIKAN JARAK PENANAMAN


Jarak yang ideal untuk menanam bunga matahariialah45cm. Anda harus detil memperhatikan hal ini, sebab bila jaraknya terlalu dekat akan memengaruhi proses tumbuh bunga matahari. Tetapi bila terlalu jauh, maka anda sudah melakukan pemborosan lahan.
Dalam setiap lubang anda dapat memasukkan 2 benih bunga matahari. Jangan sampai lupa untuk rutin melakukan penyiraman. Sekitar 14 hari kemudian anda dapat melihat kemajuan benih yang anda tanam.

7. BERIKAN PUPUK DAN SIRAM SECARA TERATUR

Saat kamu selesai melakukan penanaman, jangan sampai lupa untuk memupuk bunga matahari yang anda tanam agar bisa tumbuh subur dan terhindar dari bermacam-macam hama. Ketika berusia 3 bulan maka tunas-tunas bunga matahari sudah mulai bermunculan. Anda dapat memotong tunas-tunas bunga yang dianggap kurang bagus dalam pertumbuhannya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Bunga_matahari

⇛SELAMAT MENCOBA ☺⇚

Selasa, 02 Januari 2018

laporan akhir kesuburan tanah

laporan akhir kesuburan tanah

Bukti Pendaftaran Online Beasiswa Djarum Plus 2107

Bukti Pendaftaran Online Beasiswa Djarum Plus
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
ACARA
IX. PRODUKSI BENIH TOMAT




Oleh
Nama            : Ansoril Ihsan
NIM              : C1M015016
KelompoK    : 3



FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017



ACARA IX. PRODUKSI BENIH TOMAT
A.  Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui teknik produksi benih tomat dan pengujian viabilitas benih tomat pada berbagai kematangan buah tomat.
B.  Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 13 November 2017 pukul 09.30 sampai 10.30 WITA. Bertempat di Laboraturium Pemuliaan dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
C.  Tinjauan Pustaka
Penyiapan bibit tomat bermutu tinggi sangat strategis dalam upaya
mendukung peningkatan produksi tomat. Mutu benih terdiri atas mutu fisik, mutu
fisiologis, mutu genetik, dan mutu kesehatan. Menurut Raka dkk., (2012) mutu
fisik, fisiologis, dan genetik telah mendapat perhatian dalam program
pengembangan perbenihan, namun teknologi pengembangan terkait kesehatan
benih belum banyak mendapat perhatian.
Pengadaan benih tomat dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan membeli benih yang siap semai atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih tomat dilakukan dengan cara membeli, hendaknya membeli di toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih yang bermutu dan bersertifikat. Pengadaan benih yang dilakukan dengan membuat sendiri adalah sebagai berikut: 1) Pilih buah tomat dari tanaman tomat yang petumbuhannya dan produksinya yang bermutu baik. Buah yang dipilih adalah buah tomat yang telah masak dan tua dan masak di pohon. Buah sehat dan tidak terserang hama ataupun penyakit. 2) Buat setelah dipetik dibiarkan sampai merekah dan berair (2 - 3 hari). 3) Biji-biji diambil setelah buah tomat merekah dan cucilah dengan air bersih, kemudian dikeringkan sehingga kadar airnya paling tinggi 12%. Biji-biji tomat yang telah dikeringkan dapat langsung disemaikan atau disimpan terlebih dahulu dalam wadah, misalnya kaleng atau botol kering sambil menunggu saatnya untuk disemaikan (Wartapa dkk, 2009).
Benih dari beberapa jenis tanaman yang berasal buah berdaging dan berair memerlukan metode ekstraksi dan perawatan khusus sebelum benih siap dikeringkan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan benih yang berasal dari buah batu tetapi dimodifikasi dengan ekstraksi basah (wet ekstraction) yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin. Zat penghambat perkecambahan (inhibitor) yang menyelimuti permukaan benih harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum dikeringkan. Banyak zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan salah satunya adalah bahan-bahan yang terkandung dalam cairan buah yang melapisi biji tomat dan ketimun(Coppelad,1980).
Pengeringan benih dimaksudkan untuk menurunkan kadar air sampai batas keseimbangan dengan udara luar disekitarnya dan siap untuk dilakukan proses selanjutnya.Benih bersifat hygroskopis, sehingga jika benih diletakan didalam ruangan dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air dan terjadi penurunan kadar air. Namun sebaliknya jika benih diletakan dalam ruangan yang RH tinggi, maka kadar air benih akan bertambah atau meningkat.Selain bersifat hygroskopis,benih juga selalu ingin berada dalam kondisi equilibrium (keseimbangan) dengan kondisi disekitarnya.Pengeringan benih merupakan proses perpindahan air dari dalam benih kepermukaan benih, dan kemudian air yang berada dipermukaan benih tersebut akan diuapkan jika RH ruangan lebih rendah. Proses ini akan terjadi hingga keseimbangan kadar air benih dengan RH lingkungannya tercapai..Pengeringan seringkali merupakan faktor yang sangat kritis pada tahap pengolahan benih terutama kalau musim penghujan(Welles,1990).
D.  Alat dan Bahan
1.    Bahan Praktikum
a.    Abu gosok.
b.    Air..
c.     Buah tomat (Solanum lycopersicum) : buah tomat muda, buah tomat masak, dan buah tomat kelewat masak.
2.      Alat Praktikum
a.    Cawan petridish.
b.    Gelas beaker.
c.    Nampan.
d.   Pisau.
e.    Saringan teh.
f.     Timbangan neraca ohauss.
E.   Langkah Kerja
1.    Dipilih buah tomat berdasarkan kriteria kemasakan masing- masing 3 buah setiap tingkat kemasakan.
-       Buah tomat yang belum masak (belum merah)
-       Sudah masak (merah)
-       Buah kelewat matang (hampir busuk)
2.    Dipotong melintang buah tersebut, kemudian dikeluarkan biji dengan lapisan beningnya ke dalam wadah yang disediakan.
3.    Dipisahkan biji dari kulit dan bagian buah yang terbawa. Kemudian dimasukkan kedalam cawan petri.
4.    Dicampur biji tomat dengan abu gosok menggunakan tangan, kemudian dibilas dengan air.
5.    Disaring biji tomat menggunakan saring teh, kemudian dikering anginkan biji tersebut diatas koran untuk ditimbang berat basahnya.
6.    Disimpan benih dalam kertas Koran atau kemasan di tempat yang kering..
7.    Digunakan benih tersebut pada uji viabilitas benih.
·         Uji Viabilitas Benih :
1.    Ditimbang benih tomat untuk ditimbang berat keringnya.
2.    Ditanam benih tomat pada nampan yang telah berisi tanah (bekas tanaman jagung acara 5).
3.    Dilakukan pengujian selama 7 hari, dipelihara kelembaban sampai pengujian selesai.
4.    Diamati persentase jumlah kecambah selama pengujian, kecepatan berkecambah, persentase jumlah benih yang berkecambah normal, persentase jumlah benih yang berkecambah abnormal, dan persentase jumlah benih yang berkecambah mati.



F.   Hail Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Berat Basah dan Kering Pada Tingkat Kemasakan Buah Tomat
Tigkat Kemasakan
Berat Basah
Berat Kering
Muda
1,88 gr
0,88 gr
Matang
1,44 gr
0,65 gr
Kelewat Matang
0,96 gr
0,40 gr

Tabel 2. Hasil Pengamatan Persentase Kecepatan Berkecambah Pada Berbagai Tingkat Kemasakan Buah Tomat
Tingkat Kemasakan
Ulangan
1
2
3
Muda
76%
96%
70%
Matang
84%
98%
92%
Kelewat Matang
94%
84%
70%

Analisis Data Persentase Kecepatan berkecambah
a.       Benih Muda : - Ulangan 1 =
 =
 =
 =
- Ulangan 2 =
 =
=
=
Ulangan 3 =
  =
  = 0,
  =
b.      Benih Matang : - Ulangan 1 =
   =
   =
   =
- Ulangan 2 =
   =
   =
   =
 - Ulangan 3 =
    =
    =
    =
c.       Kelewat Matang : - Ulangan 1 =
       =
       =
      =
-  Ulangan 2 =
         =
         =
        =
-  Ulangan 3 =
         =
         =
        =



Tabel 3. Hasil Pengamatan Persesntase Jumlah Benih Berkecambah Normal dan Mati Pada Berbagai Tingkat Kemasakan Buah
Tingkat Kemasakan
Ulangan
Normal
Mati
Muda
1
76%
24%
2
96%
4%
3
40%
60%
Matang
1
84%
16%
2
98%
2%
3
92%
8%
Kelewat Matang
1
70%
30%
2
84%
16%
3
96%
4%

Analisis Data Persentase Kecambah Normal dan Mati
1. Muda : - Kecambah Normal
a. Ulangan 1 =  
=  
= 0,76
= 76%
b. Ulangan 2 =  
=  
= 0,96
= 96%
c. Ulangan 3 =  
=  
= 0,4
= 40%
-  Kecambah Mati
a. Ulangan 1 =  
=  
= 0,24
= 24%
b. Ulangan 2 =  
=  
= 0,04
= 4%
c. Ulangan 3 =  
=  
= 0,6
= 60%
2. Matang : - Kecambah Normal
a. Ulangan 1 =  
=  
= 0,84
= 84%
b. Ulangan 2 =  
=  
= 0,98
= 98%
c. Ulangan 3 =  
=  
= 0,92
= 92%
-  Kecambah Mati
a. Ulangan 1 =  
=  
= 0,16
= 16%
b. Ulangan 2 =  
=  
= 0,02
= 2%
c. Ulangan 3 =  
=  
= 0,08
= 8%
3. Kelewat Matang : - Kecambah Normal
a. Ulangan 1 =  
=  
= 0,7
= 70%
b. Ulangan 2 =  
=  
= 0,84
= 84%
c. Ulangan 3 =  
=  
= 0,96
= 96%
-  Kecambah Mati
a. Ulangan 1 =  
=  
= 0,3
= 30%
b. Ulangan 2 =  
=  
= 0,16
= 16%
c. Ulangan 3 =  
=  
= 0,06
= 6%
G.  Pembahasan
                   Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan, dapat dibahas bahwa dalam pengujian produksi benih dapat meliputi viabilitas benih itu sendiri yang di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan air, suhu media dan penyimpanan, kesterilisasian media dan faktor mikroorganisme yang dapat mempengaruhi perkecambahan benih. Selain itu uji viabilitas benih dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, salah satunya yaitu pendekatan secara fisiologi (pendekatan / pengamatan yang dilakukan berdasarkan struktur benih).
              Dalam pengujian viabilitas benih, kita dapat mengetahui tipe perkecambahan benih itu sendiri. Tipe perkecambahan ada 2 yaitu tipe perkecambahan epigel (Tipe perkecambahan dimana plumula dan kotiledon terangkat keatas permukaan tanah) dan tipe perkecambahan hypogeal (tipe perkecambahan dimana plumula memanjang san kotiledon tetap dibawah tanah). Untuk benih tomat mempunyai tipe perkecambahan epigeal. Selain itu dalam pengujian viabilitas benih, kita juga dapat mengetahui mana kecambah normal dan kecambah abnormal ataupun mati (tidak berkecambah/tidak tumbuh). Untuk benih tomat, kecambah normal ditunjukkan dengan plumula dan kotiledon terangkat keatas, sedangkan yang tidak normal ditunjukkan dengan radikula yang terangkat ke atas dan pemanjangan kesamping kotiledon dan plumula. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan persentase kecambah normal untuk benih tomat yang muda masing-masing ulangan yaitu 76%, 96%, 40%, dan persentase benih mati yaitu 24%, 4%, 60%. Untuk benih tomat matang persentase benih normalnya yaitu 84%, 98%, 92%, dan persentase benih mati yaitu 16%, 2%, 8%. Sedangkan untuk benih kelewat matang persentase benih normalnya yaitu 70%, 84%, 96%, serta benih matinya yaitu 30%, 16%, 6% sebanyak tiga kali ulangan.
              Sedangkan untuk kecepatan berkecambah benih tomat didapatkan dari hasilpengamatan yaitu, untuk benih tomat muda persentase kecepatan berkecambah masing-masing ulangan yaitu 76%, 96%, 40%. Untuk benih tomat matang didapatkan persentase kecepatan berkecambah yaitu 84%, 98%, 92%, dan untuk benih tomat kelewat matang yaitu 70%, 84%, 96%. Perbedaan kecepatan berkecambah dari masing-masing benih dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor perkecambahan yaitu, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi benih yang dikecambahkan seperti 1) tingkat kemasakan benih yaitu benih yang belum masak secara fisiologis belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan embrio belum sempurna, 2) ukuran benih, benih yang berukuran besar diduga memiliki cadangan makanan lebih banyak dibandingkan benih yang kecil, serta embrionya juga besar, 3) dormansi, serta 4) penghambat perkeambahan. Sedangkan faktor eksternal lebih berkaitan dengan lingkungan yaitu, air, oksigen, temperatur, cahaya, serta medium.
H.  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
1.      Produksi benih tomat matang memeberikan hasil kecepatan yang lebih cepat dari pada tomat muda dan tomat kelewat matang.
2.      Daya kecambah benih dapat dipengaruhi oleh fak-faktor perkecambahan yaitu, faktor internal (tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi dan penghambat perkecambahan), dan faktor internal  (air, oksigen, temperatur, cahaya, dan medium).



DAFTAR PUSTAKA
Coppelad.1980. Principles of Seed Science and Technology.Terjemahan. Burgess Publ. co. Minneapolis, Minnesota.
Raka, dkk. 2012. Produksi Benih. Gramedia. Jakarta. 
Wartapa,A., Y. Effendi, Sukadi. 2009. Pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah terhadap hasil dan mutu benih tomat varietas Kaliurang (Lycopersicum esculentunt Mill ). Jumal Ilmu-ilmu Pertanian 5( 2) : 150-163.
Welles, G. W. H. 1990. Pepper International Agriculture. The Netherlands, Center Wageningen.