Selasa, 02 Januari 2018

ACARA VI. UJI DAYA KECAMBAH

ACARA VI. UJI DAYA KECAMBAH
A.  Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan mempraktekkan cara evaluasi daya kecambah sebagai jenis benih tanaman.
B.  Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 13 November 2017 pukul 09.30 sampai 10.30 WITA. Bertempat di Laboraturium Pemuliaan dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
C.  Tinjauan Pustaka
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya (Sutopo, 2002). Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode tertentu. Bila daya uji kecambah benih memberikan hasil yang negatif maka perlu diadakan usaha lain untuk mengetahui faktor apakah yang mengakibatkan kegagalan perkecambahan. Prosedur uji daya kecambah dilakukan dengan menjamin agar lingkungan menguntungkan bagi perkecambahan seperti ketersediaan air, cahaya, suhu dan oksigen (Throneberry and Smith, 2001).
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah ini digolongkan ke dalam kecambah abnormal adalah kecambah rusak (kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Plumula atau radikula patah atau tidak tumbuh). Kecambah cacat atau tidak seimbang adalah kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya. Kecambah lambat adalah kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil (Rejesus, 2008).
Secara umum, cara pengujian daya kecambah benih dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengujian secara langsung dilakukan untuk benih yang mudah berkecambah, sedangkan pengujian secara tidak langsung dilakukan untuk benih yang sulit berkecambah (Gunawan, 2011). Pengujian daya kecambah benih bermanfaat untuk menentukan benih persatuan luas lahan dan mengecek kualitas benih (Rukmana, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi daya kecambah benih adalah kemasakan benih, kadar air, dormansi, oksigen, temperatur, cahaya, dan zat penghambat perkecambahan.
Uji perkecambahan benih dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan metode uji daya kecambah benih dimana contoh kerja diletakkan di atas substrat kertas yang telah di-lembabkan (Winarto, 2006). Metode ini sangat baik digunakan untuk benih yang membutuhkan cahaya bagi perkecambahannya. Kertas merang digunakan dalam metode UDK karena kertas merang memiliki daya mempertahankan air yang tinggi, walaupun tujuh hari tidak diberi air (Suwarno dan Hapsari, 2007).
D.  Alat dan bahan Praktikum
1.      Bahan Praktikum:
·         Pasir
·         Benih kacang hijau
·         Benih jagung
·         Air
2.         Alat Praktikum:
·         Sprayer
·         Bak plastik
·         Ember
E.  Langkah-langkah Praktikum
langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1.      Diisi pasir sebanyak ¾ dari tinggi bak pada bak persemaian, kemudian disiram degan air sampai lembab.
2.      Ditanam benih kacang hijau dan benih jagung masing-masing sebanyak 25 biji pada bak terpisah berisi pasir yang sudah disediakan.
3.      Kedalaman lubang tanaman jangan terlalu dalam atau terlalu dangkal, kemudian ditutup dengan pasir.
4.      Dilakukan perawatan setiap hari.
5.      Diamati dan dihitung jumlah benih berkecambah, jumlah benih tumbuh nrmal, abnrmaal dan mati pada setiap kali pengamatan.
F.   Hasil Pengamatan
Table 1. jumlah total benih berkecambah
Hari Pengamatan
Tanaman
Jagung
Kacang hijau
1
0
20
2
16
4
3
3
1
4
4
0
5
1
0
6
0
0
7
0
0
Total
24
25

Table 2. jumlah benih yang tumbuh normal, abnormal, dan mati
Tanaman
Kelompok
Criteria benih
normal
abnormal
mati
Jagung
3
12
12
1
Kacang hijau
8
19
6
0

G. Pembahasan
            Pada praktikum ini jumlah benih yang ditanam masing-masing tanaman adalah 25 biji. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1 diperoleh hasil bahwa total benih jagung yang berkecambah adalah 24 dan kacang hijau yang berkecambah adalah 25 benih, artinya satu benih jagung mati dan kacang hijau yang ditanam dapat tumbuh semuanya. Namun semua benih tidak tumbuh secara serentak dan terdapat perbedaan antara pertumbuhan kedua benih tersebut. Perbedaan yang terjadi dapat kita lihat bahwa benih kacang hijau lebih cepat berkecambah dibandingkan dengan benih jagung. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh media tanam (pasir)  yang digunaka untuk tanaman jagung lebih kasar (tidak dibersihkan batu-batu) dibandingkan dengan media tanam kacang hijau, masa dorman jagung lebih lama dibandingkan masa dorman kacang hijau. Pada hari pertama jagung tidak mengalami perkecambahan, mulai hari kedua sampai hari ketujuh berturut-turut jumlah benih jagung yang berkecambah adalah 16, 3, 4, 1, 0 dan 0, yang artinya pada hari ke-6 dan k3-7 tidak ada  benih yang tumbuh sehinnga totalnya benih yang berkecambah adalah 24. Sedangkan untuk kacang hijau, pada hari pertama terjadi perkecambahan yang sangat drastis, banyak benih yang tumbuh yaitu 20, hari kedua yang tumbuh sebanyak 4 benih dan hari ketiga 1 benih.
            Dari hasil pengamatan pada tabel 2 juga dapat kita lihat kedua jenis benih (jagung dan kacang hijau), dilihat dari jumlah kecambah normal, kecambah abnormal dan kecambah mati, secara umum benih kacang hijau memiliki viabilitas yang lebih baik dibandingkan benih jagung. Untuk jagung diperoleh jumlah benih normal yaitu 12, abnormal 12 dan yang mati 1. Sedangkan untuk kacang hijau diperoleh jumlah benih normal yaitu 19, abnormal 6 dan yang mati 0. Kecambah normal, ditandai dengan akar dan batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik. Kecambah dengan pertumbuhan lemah/kecambah abnormal memiliki ciri-ciri plumula atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya. Dan kecambah busuk atau mati ialah benih yang tidak tumbuh sama sekali bahkan terjadi pembusukan pada benih tersebut.

H.  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasn dapat ditarik kesimpulan bahwa
1.      Daya kecambah (vigor) tanaman kacang hijau lebih baik dari pada vigor jagung.
2.      Jumlah yang tumbuh normal tanman jagung yaitu 12, kacang hijau yaitu 19, tumbuh abnormal tanaman jagung yaitu 12, kacang hijau yaitu 6 dan tanman yang mati untuk jagung yaitu 1 sedangkan kacang hijau tidak ada.



DAFTAR PUSTAKA
Rejesus, B.M. 2008. Stored Product Pest Problems and Research Needs in the Philippines. Proceeding of Biotrop Symposium on Pest of Stored Product, Bogor. IPB. Bogor.
Suwarno, F. C., dan I. Hapsari. 2008. Studi alternatif substrat kertas untuk pengujian viabilitas benih dengan metode uji UKDdp. Bul. Agron. (36) (31) 84 – 91. [diakses tanggal 25 November 2017]
Throneberry and Smith. 2001. Relation of Respirations and Enzymic Activity to Corn Seed Viability. Plant Physiol. 30:337 – 343. [diakses tanggal 25 November 2017]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar