ACARA VI. UJI DAYA KECAMBAH
A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat
mengetahui dan mempraktekkan cara evaluasi daya kecambah sebagai jenis benih
tanaman.
B. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari senin, tanggal 13 November 2017 pukul 09.30 sampai 10.30
WITA. Bertempat di Laboraturium Pemuliaan dan Teknologi Benih, Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram.
C. Tinjauan Pustaka
Pengujian daya
kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan
perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
(Sutopo, 2002). Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi
benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode
tertentu. Bila daya uji kecambah benih memberikan hasil yang negatif maka perlu
diadakan usaha lain untuk mengetahui faktor apakah yang mengakibatkan kegagalan
perkecambahan. Prosedur uji daya kecambah dilakukan dengan menjamin agar
lingkungan menguntungkan bagi perkecambahan seperti ketersediaan air, cahaya,
suhu dan oksigen (Throneberry and Smith, 2001).
Kecambah abnormal
adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi
kecambah normal. Kecambah di bawah ini digolongkan ke dalam kecambah abnormal
adalah kecambah rusak (kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak
berat. Plumula atau radikula patah atau tidak tumbuh). Kecambah cacat atau
tidak seimbang adalah kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang
struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau radikula tumbuh
tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan
radikula tumbuh sebaliknya. Kecambah lambat adalah kecambah yang pada akhir
pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan
kecambah benih normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil
(Rejesus, 2008).
Secara umum, cara
pengujian daya kecambah benih dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara langsung
dan tidak langsung. Pengujian secara langsung dilakukan untuk benih yang mudah berkecambah,
sedangkan pengujian secara tidak langsung dilakukan untuk benih yang sulit
berkecambah (Gunawan, 2011). Pengujian daya kecambah benih bermanfaat untuk
menentukan benih persatuan luas lahan dan mengecek kualitas benih (Rukmana,
2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi daya kecambah benih adalah kemasakan
benih, kadar air, dormansi, oksigen, temperatur, cahaya, dan zat penghambat
perkecambahan.
Uji perkecambahan benih dapat dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan
media kertas dan metode uji daya kecambah benih dimana contoh kerja diletakkan
di atas substrat kertas yang telah di-lembabkan (Winarto, 2006). Metode ini
sangat baik digunakan untuk benih yang membutuhkan cahaya bagi
perkecambahannya. Kertas merang digunakan dalam metode UDK karena kertas merang
memiliki daya mempertahankan air yang tinggi, walaupun tujuh hari tidak diberi
air (Suwarno dan Hapsari, 2007).
D. Alat dan bahan Praktikum
1. Bahan
Praktikum:
·
Pasir
·
Benih kacang hijau
·
Benih jagung
·
Air
2.
Alat Praktikum:
·
Sprayer
·
Bak plastik
·
Ember
E. Langkah-langkah Praktikum
langkah-langkah
kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Diisi pasir sebanyak ¾ dari tinggi
bak pada bak persemaian, kemudian disiram degan air sampai lembab.
2. Ditanam benih kacang hijau dan benih
jagung masing-masing sebanyak 25 biji pada bak terpisah berisi pasir yang
sudah disediakan.
3. Kedalaman lubang tanaman jangan terlalu dalam atau terlalu dangkal,
kemudian ditutup dengan pasir.
4. Dilakukan perawatan setiap hari.
5. Diamati dan dihitung jumlah benih berkecambah, jumlah benih tumbuh nrmal,
abnrmaal dan mati pada setiap kali pengamatan.
F. Hasil Pengamatan
Table 1. jumlah total
benih berkecambah
Hari Pengamatan
|
Tanaman
|
||
Jagung
|
Kacang hijau
|
||
1
|
0
|
20
|
|
2
|
16
|
4
|
|
3
|
3
|
1
|
|
4
|
4
|
0
|
|
5
|
1
|
0
|
|
6
|
0
|
0
|
|
7
|
0
|
0
|
|
Total
|
24
|
25
|
|
Table 2. jumlah benih yang tumbuh normal,
abnormal, dan mati
Tanaman
|
Kelompok
|
Criteria benih
|
||
normal
|
abnormal
|
mati
|
||
Jagung
|
3
|
12
|
12
|
1
|
Kacang hijau
|
8
|
19
|
6
|
0
|
G. Pembahasan
Pada
praktikum ini jumlah benih yang ditanam masing-masing tanaman adalah 25 biji. Berdasarkan
hasil pengamatan pada tabel 1 diperoleh hasil bahwa total benih jagung yang
berkecambah adalah 24 dan kacang hijau yang berkecambah adalah 25 benih, artinya satu benih jagung mati dan kacang hijau yang ditanam dapat
tumbuh semuanya. Namun semua benih tidak tumbuh secara serentak dan terdapat
perbedaan antara pertumbuhan kedua benih tersebut. Perbedaan yang terjadi dapat
kita lihat bahwa benih kacang hijau lebih cepat berkecambah dibandingkan dengan
benih jagung. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh media tanam (pasir) yang digunaka untuk tanaman jagung lebih kasar
(tidak dibersihkan batu-batu) dibandingkan dengan media tanam kacang hijau,
masa dorman jagung lebih lama dibandingkan masa dorman kacang hijau. Pada hari
pertama jagung tidak mengalami perkecambahan, mulai hari kedua sampai hari
ketujuh berturut-turut jumlah benih jagung yang berkecambah adalah 16, 3, 4, 1,
0 dan 0, yang artinya pada hari ke-6 dan k3-7 tidak ada benih yang tumbuh sehinnga totalnya benih yang berkecambah adalah 24. Sedangkan untuk kacang hijau, pada
hari pertama terjadi perkecambahan yang sangat drastis, banyak benih yang
tumbuh yaitu 20, hari kedua yang tumbuh sebanyak 4 benih dan hari ketiga 1
benih.
Dari hasil pengamatan pada tabel 2 juga dapat kita lihat
kedua jenis benih (jagung dan kacang hijau), dilihat dari jumlah kecambah
normal, kecambah abnormal dan kecambah mati, secara umum benih kacang hijau
memiliki viabilitas yang lebih baik dibandingkan benih jagung. Untuk jagung
diperoleh jumlah benih normal yaitu 12, abnormal 12 dan yang mati 1. Sedangkan
untuk kacang hijau diperoleh jumlah benih normal yaitu 19, abnormal 6 dan yang mati 0. Kecambah normal,
ditandai dengan akar dan batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai,
daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik.
Kecambah dengan pertumbuhan lemah/kecambah abnormal memiliki ciri-ciri plumula
atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau
tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya. Dan kecambah busuk atau
mati ialah benih yang tidak tumbuh sama sekali bahkan terjadi pembusukan pada
benih tersebut.
H. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasn
dapat ditarik kesimpulan bahwa
1. Daya
kecambah (vigor) tanaman kacang hijau lebih baik dari pada vigor jagung.
2. Jumlah
yang tumbuh normal tanman jagung yaitu 12, kacang hijau yaitu 19, tumbuh
abnormal tanaman jagung yaitu 12, kacang hijau yaitu 6 dan tanman yang mati
untuk jagung yaitu 1 sedangkan kacang hijau tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA
Rejesus, B.M. 2008. Stored
Product Pest Problems and Research Needs in the Philippines. Proceeding of Biotrop Symposium on Pest of
Stored Product, Bogor. IPB. Bogor.
Suwarno, F. C., dan I. Hapsari. 2008. Studi alternatif substrat kertas untuk
pengujian viabilitas benih dengan metode uji UKDdp. Bul. Agron. (36) (31)
84 – 91. [diakses tanggal 25 November 2017]
Throneberry and Smith. 2001. Relation of Respirations and Enzymic Activity to Corn Seed Viability. Plant Physiol. 30:337 – 343.
[diakses tanggal 25 November 2017]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar