Selasa, 02 Januari 2018

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH ACARA VII. UJI VIGOR BENIH

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
ACARA V
II. UJI VIGOR BENIH




Oleh
Nama            : Ansoril Ihsan
NIM              : C1M015016
KelompoK    : 3



FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017



ACARA VII. UJI VIGOR BENIH
A.  Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui criteria benih yang normal kuat, normal tidak kuat, abnormal dan mati.
B.  Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 13 November 2017 pukul 09.30 sampai 10.30 WITA. Bertempat di Laboraturium Pemuliaan dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
C.  Tinjauan Pustaka
Benih yang baik untuk ditanam ialah benih yang memiliki daya kecambah tinggi. Daya berkecambah suatu benih dapat diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian–bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Danuarti 2005).
Vigor kekuatan tumbuh benih merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang berkecambah, jumlah kecambah normal, kecepatan perkecambahan (speed of germination), laju pertumbuhan kecambah (seedling growth rate) pada berbagai lingkungan yang memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang mempengaruhi kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya (Kuswanto, 1997).
Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Vigor benih di cerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing yaitu kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman mormal meskipun keadaan biofisik lapangan sub optimal atau suatu periode simpan yang lama (Sutopo, 2002). Semai dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari penampilan fenotipe kecambah atau bibitnya (Sadjat, 1993).
Sutopo (2002), menyatakan bahwa pada hakekatnya vigor benih harus relefan dengan tingkat produksi yang tinggi. Vigor yang tinggi dicirikan antara lain oleh: 1) Tahan disimpan lama, 2) Tahan terhadap serangan hama dan penyakit, 3) Cepat dan merata tumbuhnya, 4) Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal.



D.  Alat dan Bahan Praktikum
1.      Alat Praktikum
a.       Bak kecambah
b.      Sprayer
c.       Pinset
2.      Bahan yang digunakan
a.       Pasir
b.      Benih jagung (Zea mays)
c.       Benih kacang hijau (Vigna radiata)
E.   Langkah Kerja
·      Pelaksanaan yang digunakan yaitu uji dingin (cold tets) :
1.    Digunakan handuk yang sudah direndam dalam air, lalu diekuilibrasi handuk serta kertas pada 10oC selama semalam.
2.    Dibasahi 2 kertas merang.
3.    Diambil 25 benih dari sempel benih murni untuk diuji. Ditempatkan benih diatas handuk yang telah dilapisi kertas merang dalam 2 baris ada yang 12 dan 13 dalam 1 barisan.
4.    Diposisikan benih secara zig- zag dengan embrio searah. Lalu ditaburkan tanah tipis pada benih kemudian dilapisi lagi dengan kertas merang.
5.    Dilipat sedikit  pinggir kiri dan kanan kertas, kemudian digulung handuk, dibungkus dengan plastik.
6.    Ditempatkan pada ruang gelap dengan suhu 10oC selama 1 minggu tidak boleh lebih dari 0,5oC.
7.    Ditransfer handuk yang telah dilakukan perlakuan dinginm (10oC) ke dalam camber dengan suhu 25oC pada keadaan gelap.
8.    Dipindahkan handuk ke dalam lingkungan yang sesuai untuk perkecambahan selama 7 – 10 hari.
9.    Dievaluasi dan diklasifikasikan ke dalam kecambah kuat, kecambah lemah, abnormal, dan mati.



F.   Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Perkecambahan Benih
Tanaman
Kriteria Perkecambahan Benih
NK
NL
Abn
M
Jagung
20
5
0
0
Kacang Hijau
7
0
2
16
Keterangan : NK : Normal Kuat; NL : Normal Lemah, Abn : Abnormal dan M : Mati
Analisis Data Tanaman Jagung (Zea mays)
a.       Persentase Kecambah Normal Kuat =
 =
 =
 =
b.      Persentase Kecambah Normal Lemah =
    =
    =
    =
c.       Persentase Kecambah Abnormal  =
=
=
=
d.      Persentase Kecambah Mati =
=
=
=
Analisis Dataa Perkecambahan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata)
a.       Persentase Kecambah Normal Kuat =
 =
 =
 =
b.      Persentase Kecambah Normal Lemah =
    =
    =
    =
c.       Persentase Kecambah Abnormal  =
=
=
=
d.      Persentase Kecambah Mati =
=
=
=
            Tabel 2. Hasil Pengukuran Panjang Radikula, Plumula dan Jumlah Daun
Tanaman
Panjang Radikula
Panjang Plumula
Jumlah Daun
Jagung
10,16 cm
8,37 cm
3
Kacang Hijau
7,8 cm
17,56 cm
2
           
Tabel 3. Hasil pengukuran berat
Tanaman
Berat Basah
Berat Kering
Jagung
31,56 gr
2,64 gr
Kacang Hijau
2,74 gr
0,20 gr

G.  Pembahasan
Pada praktikum uji vigor benih ini, sampel yang digunakan yaitu benih jagung (Zea mays) dan benih kacang hijau (Vigna radiata), dan parameter yang diamati yaitu jumlah benih yang berkecambah normal kuat, nor,al lemah, abnormal dan mati dengan media tanam pada pasir. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Benih normal kuat yaitu benih yang berkecambah dengan bagian-bagiannya yang lengkap.  Mempunyai penampilan yang lebih kuat perkecambahannya melebihi rata-rata kecambah normal lainnya. Misalnya hipokotilnya lebih panjang dan kekar, akarnya lebih panjang atau lebih banyak, plumulanya lebih besar/lebar. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan persentase normal kuat untuk benih jagung yaitu 80% dengan jumlah benih yang dikategorikan tumbuh dengan normal kuat yaitu 20 benih. Sedangkan untuk benih kacang hijau persentase benih normal  kuat 28% dengan jumlah benih yang tumbuh normal kuat yaitu 7 benih.
Benih normal lemah yaitu benih ini berpenampilan lemah dan juga bagiannya belum lengkap seperti akarnya lebih kecil dan melengkung dan plumulanya lebih kecil. Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah benih jagung yang tumbuh normal lemah yaitu 5 dari 25 benih yang dikecambahkan, yang artinya hanya 20% benih yang tumbuh secara normal lemah dari 25 benih tersebut.
Benih abnormal yaitu benih yang berkecambah namun ada salah satu bagian yang tidak muncul atau mengalami kerusakan dalam proses perkembangannya. Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah benih yang tumbuh abnormal untuk tanaman jagung yaitu 0, sehingga persentase kecambah abnormalnya 0%, yang artinya dari 25 benih yang dikecambahkan tidak terdapat perkecambahan abnormal pada benih jagung. Sedangkan untuk kacang hijau jumlah benih yang berkecambah abnormla yaitu 2 dari 25 benih yang kecambahkan, sehingga persentase kecambah abnormal yang didapatkan yaitu 8%.
Benih mati yaitu benih yang sampai akhir periode perkecambahan tidak berkecambah. Kriteria benih mati ditunjukana untuk benih – benih yang busuk sebelum berkecambah atau tidak tumbuh setelah jangka waktu pengujian yang ditentukan, tetapi bukan dalam keadan dorman. Berdasarkan hasil pengamatan didapatka jumlah benih jagung yang mati yaitu 0 dari 25 benih, sehingga persentase benih mati yang didapatkan yaitu , sedangkan kacang hijau didapakan jumlah benih yang mati yaitu 16 dari 25 benih, sehingga persentase benih mati dari kacang hijau yaitu 64.
Tinggi rendahnya vigor benih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor genetis, fisiologis, morfologis, sitologis, mekanis dan mikrobia. Sifat genetis yang diturunkan tetuanya dapat mempengaruhi sifat suatu tanaman termasuk vigor benih. Kondisi fisiologis yang berpengaruh adalah “immaturity” atau kekurang masakan benih saat panen dan kemunduran benih selama penyimpanan. Morfologis berpengaruh karena berkaitan dengan ukuran benih. Benih yang kecil menghasilkan bibit yang kurang memiliki kekuatan tumbuh dibandingkan dengan benih yang besar. Sitologis berkaitan dengan kemunduran benih karena terjadinya aberasi kromosom. Kerusakan mekanis yang terjadi pada benih pada saat panen, prosesing ataupun penyimpanan sehingga mekanisasi pada penanganan benih perlu diperhatikan. Mikrobia berpengaruh karena dapat menginfeksi benih sehingga kualitas benih menurun.
H.   Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
1.    Benih jagung (Zea mays) memiliki persentase normal kuat yaitu , normal lemah 20%, abnormal 0% , dan benih mati yaitu 0%.
2.    Benih kacang hijau (Vigna radiata) memiliki persentase normal kuat yaitu , normal lemah 0%, abnormal 8% , dan benih mati yaitu 64%.
3.    Benih jagung memiliki daya vigor yang lebih tingg dibandingkan dengan benih kacang hijau.



DAFTAR PUSTAKA
Danuarti 2005. Uji Cekaman Kekeringan Pada Tanaman.  Jurnal Ilmu Pertanian. 11 (1) : 22-31 [diakses tanggal 02 desmber 2017].
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Kanisius. Yogyakarta
Sadjad, S. 1972. Kekuatan tumbuh benih. Departemen Agronomi IPB. Bogor.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. CV. Rajawali. Jakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar