LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
ACARA VII. UJI VIGOR BENIH
ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
ACARA VII. UJI VIGOR BENIH
Oleh
Nama : Ansoril Ihsan
NIM :
C1M015016
KelompoK : 3
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
UNIVERSITAS MATARAM
2017
ACARA VII.
UJI VIGOR BENIH
A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa
dapat memahami dan mengetahui criteria benih yang normal kuat, normal
tidak kuat, abnormal dan mati.
B. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal
13 November 2017 pukul 09.30 sampai 10.30 WITA. Bertempat di Laboraturium
Pemuliaan dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
C. Tinjauan Pustaka
Benih yang baik untuk ditanam ialah
benih yang memiliki daya kecambah tinggi. Daya berkecambah suatu benih dapat
diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian–bagian penting dari suatu
embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal
pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih
ialah pengujian akan sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih
tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah
ditentukan (Danuarti 2005).
Vigor kekuatan tumbuh benih
merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang berkecambah,
jumlah kecambah normal, kecepatan perkecambahan (speed of germination),
laju pertumbuhan kecambah (seedling growth rate) pada berbagai
lingkungan yang memadai, selain itu juga harus
diperhatikan semua atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang
mempengaruhi kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan,
ini merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya
(Kuswanto, 1997).
Secara umum vigor diartikan sebagai
kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal.
Vigor benih di cerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing
yaitu kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini
menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman
mormal meskipun keadaan biofisik lapangan sub optimal atau suatu periode simpan
yang lama (Sutopo, 2002). Semai dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari penampilan
fenotipe kecambah atau bibitnya (Sadjat, 1993).
Sutopo (2002), menyatakan bahwa pada
hakekatnya vigor benih harus relefan dengan tingkat produksi yang tinggi. Vigor
yang tinggi dicirikan antara lain oleh: 1) Tahan disimpan lama, 2) Tahan terhadap serangan hama dan penyakit, 3) Cepat dan
merata tumbuhnya, 4) Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan
berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal.
D. Alat dan Bahan Praktikum
1.
Alat
Praktikum
a.
Bak
kecambah
b.
Sprayer
c.
Pinset
2.
Bahan
yang digunakan
a.
Pasir
b.
Benih
jagung (Zea
mays)
c.
Benih
kacang hijau (Vigna radiata)
E.
Langkah
Kerja
·
Pelaksanaan
yang digunakan yaitu uji dingin (cold tets) :
1.
Digunakan
handuk yang sudah direndam dalam air, lalu diekuilibrasi handuk serta kertas
pada 10oC selama semalam.
2.
Dibasahi
2 kertas merang.
3.
Diambil
25 benih dari sempel benih murni untuk diuji. Ditempatkan benih diatas handuk
yang telah dilapisi kertas merang dalam 2 baris ada yang 12 dan 13 dalam 1
barisan.
4.
Diposisikan
benih secara zig- zag dengan embrio searah. Lalu ditaburkan tanah tipis pada
benih kemudian dilapisi lagi dengan kertas merang.
5.
Dilipat
sedikit pinggir kiri dan kanan kertas,
kemudian digulung handuk, dibungkus dengan plastik.
6.
Ditempatkan
pada ruang gelap dengan suhu 10oC selama 1 minggu tidak boleh lebih
dari 0,5oC.
7.
Ditransfer
handuk yang telah dilakukan perlakuan dinginm (10oC) ke dalam camber
dengan suhu 25oC pada keadaan gelap.
8.
Dipindahkan
handuk ke dalam lingkungan yang sesuai untuk perkecambahan selama 7 – 10 hari.
9.
Dievaluasi
dan diklasifikasikan ke dalam kecambah kuat, kecambah lemah, abnormal, dan
mati.
F.
Hasil
Pengamatan
Tabel 1. Hasil Perkecambahan Benih
Tanaman
|
Kriteria Perkecambahan Benih
|
|||
NK
|
NL
|
Abn
|
M
|
|
Jagung
|
20
|
5
|
0
|
0
|
Kacang Hijau
|
7
|
0
|
2
|
16
|
Keterangan : NK : Normal Kuat; NL : Normal Lemah,
Abn : Abnormal dan M : Mati
Analisis Data Tanaman Jagung (Zea mays)
a. Persentase
Kecambah Normal Kuat =
=
=
=
b. Persentase
Kecambah Normal Lemah =
=
=
=
c. Persentase
Kecambah Abnormal =
=
=
=
d. Persentase
Kecambah Mati =
=
=
=
Analisis Dataa Perkecambahan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata)
a. Persentase
Kecambah Normal Kuat =
=
=
=
b. Persentase
Kecambah Normal Lemah =
=
=
=
c. Persentase
Kecambah Abnormal =
=
=
=
d. Persentase
Kecambah Mati =
=
=
=
Tabel 2. Hasil
Pengukuran Panjang Radikula, Plumula dan Jumlah Daun
Tanaman
|
Panjang Radikula
|
Panjang Plumula
|
Jumlah Daun
|
Jagung
|
10,16 cm
|
8,37 cm
|
3
|
Kacang Hijau
|
7,8 cm
|
17,56 cm
|
2
|
Tabel 3. Hasil pengukuran berat
Tanaman
|
Berat Basah
|
Berat Kering
|
Jagung
|
31,56 gr
|
2,64 gr
|
Kacang Hijau
|
2,74 gr
|
0,20 gr
|
G. Pembahasan
Pada
praktikum uji vigor benih ini, sampel
yang digunakan yaitu benih jagung (Zea
mays) dan benih kacang hijau (Vigna
radiata), dan parameter yang diamati yaitu jumlah
benih yang berkecambah normal kuat, nor,al lemah, abnormal dan mati dengan
media tanam pada pasir. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif
untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai
jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman,
dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan
proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk
dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan
mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir
adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta
drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir
yang sering digunakan sebagai media tanam.
Benih normal kuat yaitu benih yang berkecambah dengan
bagian-bagiannya yang lengkap. Mempunyai penampilan yang lebih kuat
perkecambahannya melebihi rata-rata kecambah normal lainnya. Misalnya
hipokotilnya lebih panjang dan kekar, akarnya lebih panjang atau lebih banyak,
plumulanya lebih besar/lebar. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan
persentase normal kuat untuk benih jagung yaitu 80% dengan jumlah benih yang
dikategorikan tumbuh dengan normal kuat yaitu 20 benih. Sedangkan untuk benih
kacang hijau persentase benih normal kuat
28% dengan jumlah benih yang tumbuh normal kuat yaitu 7 benih.
Benih normal lemah yaitu benih ini berpenampilan lemah
dan juga bagiannya belum lengkap seperti akarnya lebih kecil dan melengkung dan
plumulanya lebih kecil. Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah benih jagung
yang tumbuh normal lemah yaitu 5 dari 25 benih yang dikecambahkan, yang artinya
hanya 20% benih yang tumbuh secara normal lemah dari 25 benih tersebut.
Benih abnormal yaitu benih yang berkecambah namun ada
salah satu bagian yang tidak muncul atau mengalami kerusakan dalam proses
perkembangannya. Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah benih yang tumbuh
abnormal untuk tanaman jagung yaitu 0, sehingga persentase kecambah abnormalnya
0%, yang artinya dari 25 benih yang dikecambahkan tidak terdapat perkecambahan
abnormal pada benih jagung. Sedangkan untuk kacang hijau jumlah benih yang
berkecambah abnormla yaitu 2 dari 25 benih yang kecambahkan, sehingga
persentase kecambah abnormal yang didapatkan yaitu 8%.
Benih mati yaitu benih yang sampai akhir periode
perkecambahan tidak berkecambah. Kriteria benih mati ditunjukana untuk benih –
benih yang busuk sebelum berkecambah atau tidak tumbuh setelah jangka waktu
pengujian yang ditentukan, tetapi bukan dalam keadan dorman. Berdasarkan hasil
pengamatan didapatka jumlah benih jagung yang mati yaitu 0 dari 25 benih,
sehingga persentase benih mati yang didapatkan yaitu , sedangkan kacang hijau didapakan jumlah benih yang mati yaitu 16 dari 25
benih, sehingga persentase benih mati dari kacang hijau yaitu 64.
Tinggi rendahnya vigor benih dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor genetis, fisiologis, morfologis, sitologis, mekanis dan mikrobia.
Sifat genetis yang diturunkan tetuanya dapat mempengaruhi sifat suatu tanaman
termasuk vigor benih. Kondisi fisiologis yang berpengaruh
adalah “immaturity” atau kekurang masakan benih saat panen dan kemunduran benih
selama penyimpanan. Morfologis berpengaruh karena berkaitan dengan ukuran
benih. Benih yang kecil menghasilkan bibit yang kurang memiliki kekuatan tumbuh
dibandingkan dengan benih yang besar. Sitologis berkaitan dengan kemunduran
benih karena terjadinya aberasi kromosom. Kerusakan mekanis yang terjadi pada benih pada saat
panen, prosesing ataupun penyimpanan sehingga mekanisasi
pada penanganan benih perlu diperhatikan. Mikrobia berpengaruh karena dapat
menginfeksi benih sehingga kualitas benih menurun.
H.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
1.
Benih jagung (Zea mays) memiliki persentase normal kuat yaitu , normal lemah 20%, abnormal 0%
, dan benih mati yaitu 0%.
2.
Benih kacang
hijau (Vigna radiata) memiliki persentase normal kuat yaitu , normal lemah 0%, abnormal 8% , dan benih mati yaitu 64%.
3.
Benih jagung
memiliki daya vigor yang lebih tingg dibandingkan dengan benih kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Danuarti 2005. Uji Cekaman Kekeringan Pada Tanaman. Jurnal Ilmu Pertanian. 11 (1) : 22-31 [diakses
tanggal 02 desmber 2017].
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Kanisius. Yogyakarta
Sadjad, S.
1972. Kekuatan tumbuh benih. Departemen
Agronomi IPB. Bogor.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. CV. Rajawali. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar