ACARA
II. UJI KEMURNIAN BENIH
A.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara menghitung kemurnian
benih dan dapat mengetahui komposisi dari suatu contoh benih.
B.
Pelaksanaan
Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 16 oktober
2017 pukul 09.30 sampai 10.30 WITA. Bertempat
di Laboraturium Pemuliaan dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas
Mataram.
C.
Tinjauan
Pustaka
Benih
merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan pengembangan usahatani
dan mempunyai fungsi agronomis. Benih yang bermutu adalah benih yang telah
dinyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi. Benih yang baik dan bermutu
akan sangat menunjang dalam peningkatan produknya baik dari segi kuantitas
maupun kualitas (Kartasapoetra, 1986).
Kemurnian
benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non benih/ serasah,
atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benih
dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang
dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan
kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih
tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih
murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.
(Heddy, 2000).
Kriteria
tertentu untuk benih di katakan benih murni yaitu buah masak fisiologis dan
utuh, benih yang tidak berubah bentuk atau tetap utuh meskipun terserang hama
penyakit dan kriteria lainnya. Benih varietas lain dalam hal ini komponennya
mencakup benih dari benih tersebut tetapi tidak satu varietas atau varietas
yang lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk
dalam kategori gulma atau bukan benih yang diuji juga pecahan gulma yang
berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya masih
mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran termasuk semua pecahan benih yang
tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih spesies lain
maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam , jerami dan
bagian-bagian tanaman sperti ranting, daun dan lain-lain (Tjitrasam, 2003).
Menurut
Balitkabi (2005), semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok di tanam
di lahan sawah. Namun, untuk daerah endemik penyakit embun tepung dan bercak
daun (Cercospora) dianjurkan
menanam varietas Sriti, Kenari, Perkutut, Murai, dan Kutilang. Diharapkan
petani mempunyai keahlian ataupun pengetahuan dalam memilih dan menggunakan
varietas benih kacang hijau yang baik, sehingga dalam berbudidaya kacang hijau
dapat memberikan hasil baik.
D.
Bahan
Dan Alat Praktikum
1.
Bahan Praktikum:
·
Benih padi (Oryza sativa) 75 gr
·
Benih kacang tanah (Arachis hypogeae) 100 gr
·
Benih kacang hijau (Vigna radiata) 150 gr
2.
Alat Praktikum:
·
Meja analisis kemurnian benih
·
Cawan petri
·
Pinset
·
Timbangan analitik
·
Alat tulis menulis
E.
Cara
Kerja
Adapun
langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Disiapkan
benih (padi, kacang tanah, dan kacang hijau) yang akan diuji dalam sebuah wadah
(petridish).
2. Ditimbang
berat contoh uji tersebut dengan timbangan analitik (berat awal).
3. Dipisahkan
komponen uji kemudian ditimbang. Benih murni (a), benih spesies lain (b), biji
gulma (c), dan kotoran (d).
4. Dihitung
persentase dari masing-masing komponen a,b,c,d dengan rumus:
% a
5. Dihitung
persentase benih murni dengan rumus:
% a
F.
Hasil
Pengamatan
Tabel 1. Data
Hasil Pengamatan Kelompok
Varietas
|
Benih Murni (a)
|
Varietas Lain (b)
|
Biji Gulma (c)
|
Kotoran (d)
|
Padi
|
61,43
|
9,46
|
0
|
3,21
|
Kacang Hijau
|
142,65
|
6,26
|
0,04
|
0,78
|
Kacang Tanah
|
96,10
|
2,39
|
0,21
|
0,31
|
Analisis
Data
a.
Persentase Benih Padi
1.
Benih Murni (a) =
=
=
2.
Varietas Lain (b) =
=
=
3.
Biji Gulma (c) =
=
=
4.
Kotoran (d) =
=
=
=
Persentase Uji Kemurnian Benih =
=
=
=
b.
Persentase Benih Kacang Hijau
1.
Benih Murni (a) =
=
=
=
2.
Varietas Lain (b) =
=
=
=
3.
Biji Gulma (c) =
=
=
=
4.
Kotoran (d) =
=
=
=
Persentase Uji Kemurnian Benih =
=
=
=
c.
Persentase Benih Kacang Tanah
1.
Benih Murni (a) =
=
=
=
2.
Varietas Lain (b) =
=
=
=
3.
Biji Gulma (c) =
=
=
=
4.
Kotoran (d) =
=
=
=
Persentase Uji Kemurnian Benih =
=
=
Tabel 2. Data Hasil Pengamatan
Gelombang
Varietas
|
Benih murni (a)
|
Varietas lain (b)
|
Biji gulma (c)
|
Kotoran (d)
|
Padi
|
62,61
|
8,96
|
0,857
|
3,85
|
Kacang Hijau
|
138,125
|
8,05
|
0,195
|
3
|
Kacang Tanah
|
94,20
|
2,31
|
0,091
|
2,51
|
Analisis
Data
a.
Persentase Benih Padi
1.
Benih Murni (a) =
=
=
=
2.
Varietas Lain (b) =
=
=
=
3.
Biji Gulma (c) =
=
=
=
4.
Kotoran (d) =
=
=
=
Persentase Uji Kemurnian Benih =
=
=
=
b.
Persentase Benih Kacang Hijau
1.
Benih Murni (a) =
=
=
=
2.
Varietas Lain (b) =
=
=
3.
Biji Gulma (c) =
=
=
=
4.
Kotoran (d) =
=
=
=
Persentase Uji Kemurnian Benih =
=
=
=
c.
Persentase Benih Kacang Tanah
1.
Benih Murni (a) =
=
=
=
2.
Varietas Lain (b) =
=
=
=
3.
Biji Gulma (c) =
=
=
=
4.
Kotoran (d) =
=
=
Persentase Uji Kemurnian Benih =
=
=
=
G.
Pembahasan
Dalam
praktikum uji kemurnian
benih, benih yang digunakan yaitu benih kacang hijau (Vigna radiata), benih kacang tanah (Arachis hypogea), dan benih padi (Oryza sativa). Parameter yang dihitung
dalam pengujian kemurnian benih ini yaitu benih murni, varietas lain, kotoran,
dan persentase kemurnian benih.
Benih
padi (Oryza sativa) merupakan salah
satu benih yang digunnakan dalam praktikum, dimana digunakan 75 gram bahan benih.
Dari 75 gram tersebut, benih di pisahkan antara benih muri, benih varietas
lain, benih gulma dan kotoran serta ditentukan persentase dri setiap komponen
tersebut. Sehingga di dapat nilai %
benih murni (a) sebesar 81,9 % , niali varietas lain (b) 12,6 % , nilai
benih gulma (c) 0 % dan kotoran sebesar 4,2 %
, artinya dalam 75 gram benih padi memiliki tingkat kemurnian benih
sebesar 81,9 %, semenatra setelah di kalukasikan dengan ketiga komponen lain
mendapatkan nilai kemurnian benih padi sebesar 83,2%. Nilai ini masih jauh dari
nilai standar ISTA yang mematok nilai persentase kemurnian benih padi sebesar
98%. Berbeda dengan hasil perhitungan gelombang, yaitu mendapatkan nilai tingkat
kemurnian benih sebesar 82,26%, artinya lebih rendah dari persentase ulangan.
Persentase gelombang didapat atas dasar nilai-nilai dari setiap ulangan yang di
kalkulasikan, mesikupn lebih besar dari nilai ulangan akan tetapi masih dibawah
standar ISTA untuk dikatan sebagai benih murni yang akan dilepas di masyarakat.
Perbedaan ini dapat disebabkan perbedaan perlakuan setiap ulangan, perbedaan
kondisi petak lahan penanaman serta faktor lainnya. Secara keseluruhan dari
ulangan dan gelombang kemurnian benih dapat dikatakan rendah, yang dapat
dipengaruhi dari perawatan tanaman padi yang akan digunakan sebagi benih yang
kurang maksimal, pemeliharaan yang kurang baik, tanaman terserang hama penyakit
lebih lagi pada waktu pengisian malai sehingga menurukan kulitas benih,
prosesing pemanenan yang kurang teliti sehingga banyak gulma atau jerami yang
ikut terbawa, penanganan pasca panen yang tidak sesuai prosedur sehingga tidak
sedikit benih yang mengalami rusak.
Benih
kacang hijau (Vigna radiata)
merupakan benih yang berukuran kecil berwarna hijau dan memiliki bentuk yang
seragam. Kemurnian benih kacang hijau yang didapat dalam ulangan sebesar 95,36
% sedangkan secara gelombang sebesar 92,57 %, artinya tingkat kemurnian benih
kacang hijau secara ulangan lebih baik dibandingkan secara gelombang. Akan
tetapi meskipun begitu tingkat kemurnian benih tersebut masih jauh dari syarat
kemurnian berdasarkan ISTA yaitu 98%. Tingkat kemurnian benih yang rendah dapat
mempengaruhi daya tumbuh benih, serta kerugian yang dapat dialami konsumen saat
membeli benih. Rendahnya tingkat kemurnian benih tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti waktu panen yang kurang tepat terlalu muda atau
terlalu tua. Apabila terlalu muda benih mengalami kerutan serta menghitam, jika
terlalu tua benih mengandung kadar air sedikit sehingga mudah utuk di serang
hama yang menyebabkan bubuk pada kacang hijau. Selain itu faktor dari waktu
penanaman tanaman kacang hijau yang dijadikan benih dapat berpengaruh, seperti
kesalahan pupuk, kekurangan air saat kondisi kritis tanaman yang berpengaruh
pada biji untuk di jadikan benih. Sehingga dalam menyiapkan calon benih suatu
tanaman benar-benar harus di perhatikan jika nantinya tanaman tersebut akan
dijadikan benih.
Benih
kacang tanah (Arachis hypogea)
merupakan benih benih dikotil yang harus
memiliki prosesing pengolahan yang baik sebelum disebarluaskan demi
kepuasan dan keberhasilan konsumen. Dikarenakan benih dikotil sangat mudah
mengalami kerusakan seperti pergeseran kotiledon. Dalam praktikum yang sudah
dilakukan, tingkat kemurnian benih kacang tanah secara ulangan sebesar 97,09%
dan secara gelombang sebesar 95,08%. Nilai persentase benih tersebut dapat
dikatakan tinggi mendekati standar 98% menurut ISTA , meskipun begitu akan
tetapi terdapat pula varietas lain dalam benih, biji gulma dan kotoran. Hal ini
meskipun memiliki persentase yang sedikit tetapi tidak baik untuk konsumen.
Adanya varietas lain, biji gulma dan kotoran dalam benih bisa tercampur akibat
prosesing yang dialami benih tersebut , baik pada saat penanaman tercampur
dengan varietas lain dan saat pemanenan gulma ikut dipanen, selain itu kotoran
yang berupa benih tersebut yang tidak masuk syarat atau embrionya sudah mati
dapat disebabkan dalam proses pasca panen, sehingga banyak benih yang rusak dan
benih tersebut justru tidak dapat ditanam dan hanya sebagi kotoran dalm benih
serta merugikan kosumen.
H.
Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:.
1.
Dari hasil pengujian kemurnian benih padi, benih kacang hijau, dan benih kacang
tanah pada data kelompok 3 memiliki presentase benih murni adalah, dan
2.
Dari hasil pengujian kemurnian benih padi, benih kacang hijau, dan benih
kacang tanah pada data per gelombang memiliki persentase padi , kacang hijau dan kacang tanah
3. Rendahnya
kemurnian benih dapat dipengaruhi akibat dasar budidaya yang kurang tepat, baik
dari segi pemupukan, pengairan, akibar prosesing panen serta pasca panen yang
merusak benih secara fisik.
DAFTAR PUSTAKA
diberi daftar pustaka
BalasHapus